Jangan Ragu untuk Menangis, Anda akan Sehat
Jasmani dan Rohani
Sekarang ini telah ditemukan hubungan yang kuat antara fungsi
fisiologis dan psikologis terhadap luapan emosi seseorang pada umumnya, serta perantara
apa yang bisa dipakai untuk mengungkapkannya. Perantara yang bisa menghubungkan
kedua fungsi tersebut, salah satunya dengan cara menangis atau selainnya.
Tangisan jelas akan menimbulkan tetesan air mata dan menghasilkan zat-zat yang
ada di mata, membersihkan bola mata, serta mengurangi tekanan-tekanan hidup
yang dihadapi.
Tangisan juga memberi pengaruh pada organ–organ tubuh yang
lain, seperti urat nadi maupun saraf yang menjadi tegang diwaktu seseorang
emosi, begitu pula dengan meningkatnya detak jantung dan urat nadi, serta
menambah aliran adrenalin dari dua paru-paru. Kita mengetahui bahwa saat paling
bahagia di dunia ini hadir ketika anda merendahkan diri dan tunduk, takut,
menangis, serta bertobat dan memohon ampun kepada Allah semata. Ibnu Qayyim
berkata dalam kitab al-fawaid,
“Celakalah kamu, jangan engkau meremehkan dirimu. Seorang yang bertobat itu
dicintai. Seorang yang mengalah itu benar. Pernyataan kerugiannya merupakan
sumber kekayaan. Tunduknya kepalamu karena penyesalan adalah keluhuran, dan
mengakui kesalahan itu menunjukkan jalan yang benar untuk jiwa.”
Manfaat Menangis dari Sisi Medis
Definisi menangis secara ilmiah ialah jalan keluarnya cairan
dari kelenjar air mata yang berada di tengah-tengah mata disertai keluarnya
cairan di hidung dan tenggorokan, serta mengerutnya otot-otot wajah dan perut,
juga meningginya sekat jantung. Menangis itu seperti hujan karena menangis
merupakan pengaruh dari hangatnya perasaan dan luapan-luapan emosi dalam jiwa
karena reaksi psikologis. Sinyal-sinyal emosi tersebut bekerja atas perintah
organ saraf-saraf pusat. Organ-organ saraf tersebut, kemudian mengirimkan sinyal
perintah ke kelenjar air mata untuk mempersiapkan pengumpulan dan memperlebar
tempat mengalirnya air mata, yang kemudian mendesak air mata untuk keluar.
Air mata yang keluar tersebut dapat membersihkan mata dari
mikroba atau partikel-partikel jahat lainnya. Sebagian air mata ini mengalir ke
hidung melalui rongga penghubung, yang membantunya membersihkan hidung dan
cairan-cairan yang mengalir di dalamnya. Cairan air mata mengandung cairan
jernih dari unsur garam ataupun unsur lain yang keluar dari kelenjar kantong
air mata, oleh karena itulah air mata terasa sedikit asin. Unsur ini berguna
untuk mensterilkan mata dan selaput pada kelopak mata.
Air mata merupakan cairan seperti plasma darah. Ia tidak
memiliki unsur darah, tetapi kaya dengan potassium (empat kali lipat dalam
kandungan darah) dan mengandung beberapa sistem imun, yaitu imuglobulin
khususnya IGA, IGM, dan IGE. Cara kerja dari sistem imun tersebut dikenal
sebagai ketahanan tubuh terhadap bahaya dari luar, seperti bakteri dan virus.
Sel ansis lizuzim juga mempunyai
kekuatan besar untuk melawan bakteri dengan cara menjerat sebagian bakteri
menular karena mengandung murmenedez.
Air mata juga mengandung lactoverin, yaitu unsur protein yang
mempunyai kekhususan daya tarik tinggi terhadap unsur zat besi yang dibutuhkan
untuk melawan bakteri. Oktopirin juga berperan untuk melawan akar-akar liar,
terutama hidroksi yang berbahaya bagi
anggota tubuh. Hal ini memberikan kesempatan bagi air mata untuk melawan
penyakit radang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa kegunaan-kegunaan
air mata dengan segala bentuk penjagaan yang berbeda-beda dapat mengamankan
mata, seperti penjagaan mekanik. Hal itu dilakukan dengan membentuk benteng
pertahanan dan menjaga agar permukaan mata selalu licin atau basah, serta
bagian luar mata dari kekeringan dan melindungi permukaan mata secara teratur.
Air mata mempunyai manfaat sangat banyak, seperti halnya menangis, tertawa,
maupun tanda adanya tekanan jiwa, serta faktor yang mendorong keluarnya air
mata, yang membantu tubuh untuk membuang racun-racun.
Air mata mempunyai segudang manfaat bagi kita, jadi anda
jangan takut untuk menangis, menjauhlah dari dunia dengan segala kecemasannya,
kedudukan, dan istana-istananya. Duduklah menyendiri, menyingkir dari para
sahabat dan keluarga. Menyepilah dan tanyakan pada dirimu, “Untuk apakah aku
hidup? Apakah yang kuinginkan? Dan apakah puncak dari semua itu? Dan temukanlah
jawabannya!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar