Rabu, 02 Januari 2013

MAHASISWA BUTUH SUNTIKAN SPIRITUAL YANG INOVATIF


       Acara keagamaan sangat diminati oleh masyarakat umum saat ini. Acara-acara keagamaan ramai ditayangkan di berbagai stasiun televisi. Ceramah adalah acara keagamaan yang paling diminati karena stasiun televisi mampu menghadirkan penceramah yang kreatif dengan tema ceramah yang menarik.
            Hal ini tidak sama halnya dengan yang terjadi di kalangan mahasiswa STKIP PGRI Sumbar. STKIP PGRI Sumbar merupakan sekolah tinggi keguruan yang memiliki organisasi keagamaan, seperti Departemen Agama dan LDK. Randi Purnama Putra, Koordinator Departemen Agama STKIP PGRI Sumbar, menyampaikan visi dan misi Departemen Agama, ”Misi organisasi ini ialah untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya mengutamakan masalah umum, tapi juga ilmu agama dan visi organisasi ini ialah untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang islami dan bertakwa kepada Allah SWT, serta memberikan sebuah pengembangan diri tentang agama, seperti cara sholat, wudhu, dan pemikiran agama agar meningkat rasa spiritualnya kepada Allah SWT.”
            Visi dan misi ini dibentuk untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap ilmu agama serta minat mereka terhadap acara-acara keagamaan. Kenyataannya tidak semudah itu. Mahasiswa bisa saja menyukai acara keagamaan yang ditayangkan stasiun televisi, tetapi tidak dengan acara keagamaan yang diselenggarakan di kampus mereka. Alasannya karena acara yang diselenggarakan kurang menarik.
            ”Di STKIP PGRI Sumbar ini, mahasiswa yang tertarik dengan acara keagamaan hanya sekitar 35 %,” ujar Muhammad Muis, Koordinator LDK. Ia juga mengungkapkan bahwa mahasiswa lebih tertarik dengan acara yang penuh humor. ”Benar saja, acara keagamaan yang diselenggarakan kurang bervariasi serta tidak menghadirkan penceramah yang terkenal, sehingga menjadi faktor penyebab kurangnya minat mahasiswa akan acara yang diselenggarakan,” tambah Felia Siska, Koordinator Departemen Agama BEM dan LDK. Ia juga mengatakan, bahwa penyebab lainnya adalah kurangnya kedisiplinan anggota organisasi dalam mewujudkan program kerja.
            Program kerja organisasi ini, diantaranya adalah kegiatan ceramah, pembuatan kalender imsakiyah di bulan Ramadhan, lomba Asmaul Husna, dan peringatan hari besar Islam. Akan tetapi, dalam perwujudannya acara yang diselenggarakan seringkali terkesan monoton dan tidak bervariasi. Ketidakdisiplinan menyebabkan tidak semua program kerja tercapai. Para aktivis ini mengharapkan kesadaran dari para anggota organisasi agar kedepannya mereka mampu melaksanakan program kerja seperti yang telah dirumuskan, mampu menghadirkan ide-ide segar untuk menyelenggarakan acara-acara keagamaan yang lebih inovatif, sehingga menarik minat mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar