Acara keagamaan
sangat diminati oleh masyarakat umum saat ini. Acara-acara keagamaan ramai
ditayangkan di berbagai stasiun televisi. Ceramah adalah acara keagamaan yang
paling diminati karena stasiun televisi mampu menghadirkan penceramah yang
kreatif dengan tema ceramah yang menarik.
Hal
ini tidak sama halnya dengan yang terjadi di kalangan mahasiswa STKIP PGRI
Sumbar. STKIP PGRI Sumbar merupakan sekolah tinggi keguruan yang memiliki
organisasi keagamaan, seperti Departemen Agama dan LDK. Randi Purnama Putra,
Koordinator Departemen Agama STKIP PGRI Sumbar, menyampaikan visi dan misi
Departemen Agama, ”Misi organisasi ini ialah untuk membentuk mahasiswa yang
tidak hanya mengutamakan masalah umum, tapi juga ilmu agama dan visi organisasi
ini ialah untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang islami dan bertakwa kepada
Allah SWT, serta memberikan sebuah pengembangan diri tentang agama, seperti
cara sholat, wudhu, dan pemikiran agama agar meningkat rasa spiritualnya kepada
Allah SWT.”
Visi
dan misi ini dibentuk untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap ilmu
agama serta minat mereka terhadap acara-acara keagamaan. Kenyataannya tidak
semudah itu. Mahasiswa bisa saja menyukai acara keagamaan yang ditayangkan
stasiun televisi, tetapi tidak dengan acara keagamaan yang diselenggarakan di
kampus mereka. Alasannya karena acara yang diselenggarakan kurang menarik.
”Di
STKIP PGRI Sumbar ini, mahasiswa yang tertarik dengan acara keagamaan hanya
sekitar 35 %,” ujar Muhammad Muis, Koordinator LDK. Ia juga mengungkapkan bahwa
mahasiswa lebih tertarik dengan acara yang penuh humor. ”Benar saja, acara
keagamaan yang diselenggarakan kurang bervariasi serta tidak menghadirkan
penceramah yang terkenal, sehingga menjadi faktor penyebab kurangnya minat
mahasiswa akan acara yang diselenggarakan,” tambah Felia Siska, Koordinator
Departemen Agama BEM dan LDK. Ia juga mengatakan, bahwa penyebab lainnya adalah
kurangnya kedisiplinan anggota organisasi dalam mewujudkan program kerja.
Program
kerja organisasi ini, diantaranya adalah kegiatan ceramah, pembuatan kalender
imsakiyah di bulan Ramadhan, lomba Asmaul Husna, dan peringatan hari besar
Islam. Akan tetapi, dalam perwujudannya acara yang diselenggarakan seringkali
terkesan monoton dan tidak bervariasi. Ketidakdisiplinan menyebabkan tidak
semua program kerja tercapai. Para aktivis ini mengharapkan kesadaran dari para
anggota organisasi agar kedepannya mereka mampu melaksanakan program kerja
seperti yang telah dirumuskan, mampu menghadirkan ide-ide segar untuk menyelenggarakan
acara-acara keagamaan yang lebih inovatif, sehingga menarik minat mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar